Data-data mengenai bentuk instrument dan ansambel gamelan telah terekam pada relief-relief candi di Jawa Tengah dan Jawa Kuno (abad IX - X). Gamelan berkembang pada masa Jawa Kuno di Jawa Timur (abad XI-XV) dan mengalami perubahan yang luar biasa pada masa Mataram Islam (XVI-pertengahan abad XVIII), lebih-lebih setelah berdirinya Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Walaupun dari relief candi-candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak disebutkan nama-nama instrument, diperkirakan ada kurang lebih
266 instrument yang nama-namanya bsa ditemukan pada prasasti atau kakawin. Sebagian besar namanya berbahasa Jawa Kuno dan hanya beberapa yang menggunakan bahasa Sanskrit. Bahkan kemungkinan besar sistem tangga nada pelog dan slendro sudah dikenal di Jawa Tengah pada masa Jawa Kun.
Nama-nama tersebut antara lain:
- Sangkha
- Caruk
- Curik
- Gong
- Guntang
- Kamanak
- Tabeh-tabehan
- Tetabuhan
- Kinnara
- Kendang
- Gender
- Mahasara
- Tabang-tabang
- Bangsi
- Kangsi
- Tawung
- Garantang
- Ketuk
- Brekuk
- Tarayan
- Pereret
- Munda
- suling
- Gamelan
- Terbang
- Tapakan
- Gending
- Gambang
- Padahi
- Ganjuran
- Kutapa
- Kenong
- Salunding
- Regang Sanggani , dll
Nama-nama tersebut bisa dikenali bentuknya dengan membandingkan dengan instrumen-instumen yang terdapat pada relief-relief candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada zaman sekarang namanya mungkin berbeda atau bentuknya mirip-mirip dengan beberapa instrumen yang menjadi perangkat gamelan. ]
(sumber: Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, Prof. Dr. R. M. Soedarsono, 2002)
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan Komentar anda disini